Tim Peneliti Selamatkan Fosil Hewan Purba di Pulau Sirtwo Agar Tak Tenggelam

  • Gilang Fathu
  • 18/01/2022
  • 15:00
Tim peneliti sedang membersihkan fosil hewan purba untuk diselamatkan./Foto: Istimewa

Cililinku, -Fosil Kerbau purba yang ditemukan di Pulau Sirtwo Waduk Saguling, Kampung Suramanggala RT 01 RW 01 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat berhasil diamankan.

Penyelamatan fosil kerbau purba itu dilakukan oleh sejumlah tim peneliti dari Universitas Indonsia, ITB dan Museum Geologi Bandung.

Tujuan dari penyelamatan yang dilakukan oleh tim penyelamatan ini karena untuk melindungi fosil kerbau itu dengan cara dibungkus dengan gips supaya bisa diteliti lebih lanjut.

Sukiato Khurniawan, Paleontog dari UI mengatakan, mereka menyelamatkan dua fosil hewan purba, yaitu tulang rusuk gajah dan setengah tengkorak fosil kerbau beserta tanduknya.

Melihat kondisi genangan air yang semakin naik, peneliti menyelamatkan fosil itu karena khawatir tenggelam atau bisa saja rusak.

“Kami dari peneliti UI dan ITB serta Museum Geologi menyelamatkan beberapa fosil yang sudah sangat dekat dengan ketinggian air waduk,” katanya.

Ia menjelaskan, saat ini air waduk telah mencapai satu meter dari lokasi penemuan fosil dan dikhawatirkan dalam beberapa hari bisa tenggelam.

Sukiato mengatakan, tim peneliti menemukan sejumlah hewan purba di kawasan Sirtwo yang berasal dari kelompok Bovidae (sapi, kerbau, dan banteng), Cervidar (kelompok rusa) dan Elepha maximus (gajah).

“Fosil gajah telah diselamatkan lebih awal karena letaknya yang lebih dekat dengan permukaan air waduk Saguling,” sebutnya.

“Fosilnya di sini banyak, tapi setidaknya kita sudah mendata beberapa jenis hewan mulai dari gajah purba, sapi purba, kerbau purba, kemudian rusa,” sambungnya.

Dia juga menghimbau, agar warga sekitar dan para wisatawan yang datang ke Sirtwo Island dapat sama-sama menjaga dan melestarikan keberadaan fosil.

Paleontog dari UI juga menegaskan, benda warisan itu tidak boleh dikoleksi secara pribadi karena berpotensi menghapus nilai ilmu pengetahuan dan juga tak boleh dirusak.

“Kami imbau agar warga tetap hargai peninggalan alam di sini. Jangan dirusak. Karena satu saja bagian fosil hilang, maka akan kehilangan maknanya. Kalau hilang atau rusak, kami kesulitan menjelaskan, (fosil) ini usianya berapa, dan hewannya jenis apa,” tegasnya.***

Trending

Berita Terkini

logo

© Copyright 2024 cillinku.com