Streaming 17 Selamanya, Kelompok 7 Macan Tertangkap, Dawai Terpaksa Tinggalkan Putra
- Gilang Fathu
- 08/04/2022
- 14:25
Cililinku, -Streaming 17 Selamanya kini telah memasuki episode tujuh yang telah tayang pada tanggal 6 dan 7 April lalu di WeTV.
Nonton streaming 17 Selamanya selalu menghadirkan alur cerita yang semakin seru dan juga menarik perhatian.
Tak heran jika Streaming 17 Selamanya sangat ditunggu-tunggu oleh para penonton setianya.
Baca Juga: Disebut Pacar Jefri Nichol, Begini Potret Taj Belleza Elishama Dulu dan Sekarang
Cerita diawali dengan kondisi Sri yang sedang dirawat belum juga sadar. Hingga akhirnya Dawai datang dengan terburu-buru.
Ia langsung memeluk dan menyebut nama Sri yang sedang tak sadarkan diri. Bahkan ia menunjukan air mata Roro Jonggrang yang merupakan benda yang mereka berdua cari selama 50 tahun.
Disisi lain, orang tua Cindy datang dengan perasaan sangat khawatir. Namun Cindy malah merasa heran dengan orang tuanya yang tiba-tiba peduli terhadap dirinya.
Orang tua Cindy merasa sangat bersalah karena telah bersikap seperti tidak memperhatikan anaknya.
Sri yang sudah tak sadarkan diri sebelumnya kini telah menghembuskan nafas terakhirnya. Hal tersebut membuat Dawai menangis histeris dan tak menerima keadaan tersebut.
Dawai akhirnya dibawa paksa keluar oleh suster karena Sri akan menjalani perawatan kembali. Putra lantas mencoba untuk menenangkannya.
Pada adegan lainnya, Suprapto sedang dimarahai oleh seseorang karena memberikan berkas yang kosong. Dari luar, para petugas kepolisian sedang mengepung tempat tersebut tanpa mereka sadari.
Baca Juga: Begini Penampilan Livy Renata Tanpa Kenakan Bra, Netizen: Jangan Terlalu Dibuka
Hingga para petugas masuk dan akhirnya Suprapto dan yang berada dalam ruangan tersebut tertangkap akibat ulahnya. Lalu ada seorang pria yang mendatangi Suprapto dan berkata jika perkamen yang dicari sudah diserahkan ke negara.
Suprapto yang merasa kelompoknya terlalu besar itu dibuat kaget dengan foto-foto rekannya yang telah tewas. Hal tersebut membuat ia merasa sangat kesal.
Kemudian orang dari pemerintah itu menyuntikan sebuah virus kepada Suprapto. Nantinya efek dari virus tersebut adalah meriang, mual, dan kemudian tak sadarkan diri.
Ternyata semua ini berawal dari laporan yang dibuat oleh Rustam. Ia merasa panik karena keluarganya mulai dianca, oleh kelompok 7 Macan.
Sehingga orang dari pemerintahan itu mengatakan jika dirinya sudah melaporkan semua kejadian kepada Presiden dan memastikan keluarga Rustam akan aman.
Patung yang berhasil Dawai dan Putra temukan diberikan kepada Budiman yang kemudian diserahkan kembali kepada dua pemuda yang diduga adalah 10 pemuda pilihan presiden dahulu.
Kedua orang pemuda itu berkata jika dirinya akan membuat pasukan abadi agar bisa melindungi perkamen tersebut.
Cerita lainnya kini Sri telah dimakamkan dan suasa sedih menyelimuti makam Sri. Semuanya pergi dan hanya tinggal menyisakan Dawai dan Putra.
Dawai berkata jika dirinya merasa percuma bisa mendapatkan air mata Roro Jonggrang tersebut bersamaan dengan kepergian Sri.
Putra juga merasa menyesal telah membantu Dawai dalam mencari air mata tersebut. Alasannya karena air mata itu memang dapat menyembuhkan Dawai, namun juga membahayakannya.
Putra meminta agar Dawai tidak meminum air tersebut karena dirinya sangat mencintainya. Dawai tidak menjawab pernyataan dari Putra.
Dawai yang kembali mendapatkan barang-barang milik Sri dari teman Sri kemudian melihat isi rekaman yang sempat di rekan oleh Sri.
Putra dan Dawai mengantar teman Sri keluar karena ia akan pulang ke rumahnya. Saat sudah pergi, Putra berkata jika dirinya akan tinggal berasama Dawai sebagai pengganti Sri.
Namun Dawai menolak hal itu karena jika ia terus bersama dengan Putra, dirinya bisa merasa sangat sedih. Selain itu, Dawai meminta agar Putra memikirkan masa depannya.
Jika memang Putra peduli dan sayang kepada Dawai, ia meminta agar Putra meninggalkannya sendirian. Hal itu membuat Putra atau pun Dawai merasa sedih.
Kemudian Dawai melihat rekaman yang sempat dibuat oleh Sri. Sri berkata jika tugasnya dalam menjaga Dawai digantikan oleh Putra.
Ucapan Sri tersebut membuat Dawai merasa sangat terpukul dan menangis histeris. Bahkan dalam beberapa hari ke depan, Dawai hanya melamun saja di dalam rumah.
Dawai juga tak masuk sekolah gegara masih merasa sedih serta tak ingin bertemu dengan Putra. Sedangkan di sekolah, Putra sangat merindukan sosok Dawai hingga ia berhalusinasi.
Lalu Dawai sedang bersiap untuk meninggalkan rumah yang penuh kenangan terindah semasa hidupnya. Bahkan sebelum pergi ia sempat berkeliling ruangan.
Setelah itu Putra yang tak tahu jika Dawai telah pergi mendatangi rumahnya. Ia merasa heran karena tak ada jawaban dari Dawai.
Putra kemudian mendatangi Budiman yang merupakan ayah kandungnya untuk mencurahkan isi hatinya. Ia merasa bangga karena Putra bisa menjaga Dawai dengan baik.
Budiman ternyata akan menjalankan sebuah misi lagi yang mengakibatkan harus meninggalkan Putra dan mamanya.***