Penjual Keong Menjerit Dagangannya Semenjak Pandemi Turun Drastis
- Gilang Fathu
- 25/04/2021
- 10:00
Cililinku, Pataruman -Penjual keong di pasar tumpah pataruman, Kampung Balakasap, Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat masih bertahan ditengah perkembangan zaman.Abdul Ghoffar Firdaus(47) salahsatu penjual keong ini sudah berjualan hampir 12 tahun.
Namun Abdul mengeluhkan penghasilan di zaman sekarang dengan dulu berbeda sekali. Ia menyebut jika waktu dulu walau dijual dengan harga murah tapi masih bisa meraup untung yang cukup banyak.
Untuk sekarang, kata dia, penurunan penghasilannya drastis sekali. Dirinya menjelaskan jika harga dari bandar naik, Abdul tidak bisa menaikan harga jualnya.
Kendati begitu ia tetap berjualan demi menafkahi keluarganya. Dalam sehari ia bisa meraup untung tidak lebih dari 50.000
“kalo rame ya bisa lebih, kalo biasa sih ya dibawah 50.000,” tutur Abdul.
Berjualan ditengah pandemi ini, kata dia, sangat sulit. Dia juga mengungkapkan sering sekali anak yang ingin membeli keongnya namun dilarang oleh orang tuanya.
Akibatnya dia berpendapat jika ekonomi masyrakat juga sedang menurun. Selain menjual keong, dia juga menjual rumah untuk keong yang dibuat dari spon.
Abdul menjual keongnya mulai dari 1.000 rupiah hingga 30.000 rupiah tergantung ukuran dan motif cangkangnya. Rumah untuk keong dihargai mulai dari 5.000 tergantung pesanan.
Dirinya berpendapat antusias anak anak zaman sekarang masih cukup bagus. “ya tidak ada bedanya sama anak zaman dulu, masih pada suka,” katanya.
Terkait dengan tangan anak yang suka dicapit oleh keong, Abdul mengatakan ada yang salah dari cara memegangnya. Kata dia harusnya keong di simpan ditangan yang terbuka dan keong tidak boleh dikepal.
“kadang anak anak juga suka salah pegang jadi di capit sama keong,” ujar dia.
Dia juga memberikan tips agar keong keluar dari cangkangnya. Tidak perlu ditiup, ungkapnya, tapi kasih setetes air dan keong pun akan keluar dari cangkangnya. (pur)