Penentuan Posisi Hilal Ramadhan 2022, Thomas Djamaluddin: Masih Gunakan Kriteria Baru MABIMS

  • Gilang Fathu
  • 01/04/2022
  • 18:01
Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah kemenag RI dan Peneliti BRIN, Thomas Djamaluddin./Foto: Tangkapan layar zoom BIMAS TV

Cililinku, -Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah kemenag RI dan Peneliti BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan jika ada makna penting dalam penetapan kriteria baru.

Menurutnya, Rukyat dan hisab adalah setara, dalam penentuan nanti, Rukyat didasarkan pada dalil-dalil sahih, yaitu hadis Rasul.

“Untuk Rukyat ini diperlukan verifikasi Rukyat. Itu sebabnya disetiap lokasi pengamatan disana ada hakim agama,” jelasnya dalam Seminar Posisi Hilal, Jumat 1 April 2022.

Baca Juga: Sedang Berlangsung, Link Live Streaming Seminar Posisi Hilal Klik Disini!!!

Seperti dengan Rukyat, hisab juga harus berdasarkan pada dalil-dalil yang sahih, yaitu mengacu pada hadits Rasulullah.

Hisab ini juga didasarkan pada formulasi catatan jangka panjang Rukyat. “Hisab itu memerlukan kriteria, hitungannya sama, tinggi bulan sekian derajat,” jelasnya.

Masih kata Thomas, jika hasil yang telah didapatkan berbeda maka keputusannya juga akan berbeda. Hal itulah yang membuat terjadinya keputusan berbeda.

Dalam kesempatan ini, ia berkata bahwa Rasul hanya memberi contoh, tanpa menjelaskan alasannya namun secara astronomi, rukyatul hilal sangat beralasan.

Kendati demikian, ada kendala yang dialamai dalam melaksanakan Rukyat ini. Karena menurutnya melihat hilal ini tidak seperti melihat bulan seperti biasa.

“Perlu jarak tertentu dari matahari supaya hilal cukup tebal hilalnya, kalau hilal terlalu dekat dengan matahari maka hilal tersebut sangat tipis dan redup,” tuturnya.

Thomas memberitahu bahwa hisab sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Hisam urfi merupakan hisab yang digunakan oleh Umar Bin Khatab untuk menentukan kalender.

Baca Juga: Sebuah Truk Terguling di Jalan Raya Cipatik-Soreang

Kriteria Rukyat perlu ada dalam penentuan awal bulan karena untuk kebutuhan verifikasi untuk menghindari rukyat keliru.

“Kriteria ini menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab tetapi bisa menjadi perkiraan Rukyat,” ucap Thomas.

Lalu Thomas menyebutkan jika kriteria itu harus didasarkan pada dalil Syar’i. Hisab yang digunakan yaitu dilakukan pada waktu Maghrib.

Adapun kriteria wujud hilal yaitu merujuk pada konsep rukyat posisi hilal di ufuk pada waktu maghrib dan tidak mempertimbangkan fisis hilal dan faktor gangguan cahaya syafak.

“Kriteria ini seharusnya menjadi titik temu, tetapi kalau kriteria hanya sepihak ini akan menjadi masalah dan sumber perbedaan,” ujar Dia.

Dalam kriteria rekomendasi Jakarta 2017 atau kriteria baru MABIMS, tinggi bulan minimal tiga derajat dan Elongasi bulan minimal 6,4 derajat.

Dia juga mengatakan bahwa Muhammadiyah akan mulai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan bakal dilaksanakan pada esok hari, 2 April 2022.***

Baca Juga: BOCORAN Ikatan Cinta 1 April 2022, Jantung Askara Bermasalah, Keysa Diculik Oleh Ricky

Trending

Berita Terkini

logo

© Copyright 2024 cillinku.com