Miris! Puluhan Pelajar di Bandung Barat Kecanduan Obat Terlarang

  • Gilang Fathu
  • 17/09/2022
  • 15:26
Puluhan pelajar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpapar narkoba jenis obat-obatan terlarang./Foto: Ilustrasi

Cililinku, -Puluhan pelajar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpapar narkoba jenis obat-obatan terlarang.

Sedikitnya ada 23 anak yang usianya masih di bawah umur sedang menjalani rehabilitas akibat mengkonsumsi narkoba.

Kepala BNN Kabupaten Bandung Barat AKBP M Yulian menyebut bahwa para pelajar itu masuk kategori pengguna dan belum terindikasi sebagai pengedar obat-obatan terlarang.

Baca Juga: Cinta Setelah Cinta Hari Ini Sabtu 17 September 2022, Starla Kabur Karena Tak Ada Lagi Orang yang Bisa Dipercaya, Bikin Mewek

“Data kita ada 23 orang usia pelajar yang melakukan rehabilitasi karena menggunakan obat terlarang sampai September ini,” ujar Yulian kepada wartawan pada Jumat (16/9/2022).

Dari data yang dihimpun tahun 2020, jumlah anak usia pelajar yang direhabilitasi akibat terjeran narkotika dan obat terlarang sebanyak 24 orang yang didominasi usia 13-19 tahun.

“Jumlahnya meningkat cukup signifikan pada tahun 2021 menjadi sebanyak 41 orang yang direhabilitasi dengan dominasi usia 13-19 tahun,” kata Yulian.

Alasan mereka memilih mengkonsumsi obat-obatan terlarang, lanjutnya, karena harganya lebih murah dan mudah didapat ketimbang narkotika.

“Jadi memang penyebabnya karena penjualnya menyasar mereka (anak sekolah) dengan harga murah. Kalau narkotika kan mahal.sampai ratusan ribu, kalau obat puluhan ribu sudah dapat,” tutur Yulian.

Untuk mengurangi angka tersebut, Yulian menyebut pihaknya telah menyediakan layanan gratis rehabilitasi bagi anak-anak yang menggunakan obat terlarang dan narkotika.

Dalam layanan tersebut juga akan ada kombinasi antara rehabilitasi non-medis berupa edukasi ajaran agama dengan melibatkan pesantren.

Baca Juga: Review Miracle In Cell No.7 Versi Indonesia, Film yang Bikin Satu Bioskop Meneteskan Air Mata

Sejauh ini ada tiga pondok pesantren yang bekerjasama dengan BNN KBB, yakni Pesantren Darul Inayah di Desa Kertawangi, Pesantren Alhidayah di Gununghalu, dan Ponpes Assalafiah di Lembang.

“Layanan rehabilitasi ini gratis. Akan dilihat tingkat kecanduan. Kalau masih dalam kadar rendah, bisa dilakukan di kantor BNN, sedangkan bagi yang berat nanti dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sudah bekerjasama dengan BNN. Termasuk rehabilitasi berbasis pesantren,” pungkas Yulian.***

Trending

Berita Terkini

logo

© Copyright 2024 cillinku.com