Khutbah Jumat Puasa Tapi Tidak Salat, Jangan Jadikan Ibadah Menjadi Sia-sia

Cililinku, -Simak penjelasan mengenai khutbah jumat puasa tapi tidak salat yang berasil tim cililinku rangkum.

Ulasan yang membahas tentang bagaimana tentang khutbah jumat puasa tapi tidak salat.

Pembahasan itu dikemas dalam bentuk khutbah jumat puasa tapi tidak shalat yang dengan mudah bisa didapatkan.

Baca Juga: Gisel Olahraga Bareng Siska Antolis, Netizen: Pegalnya Berasa Sampai Sini

Berikut contoh :khutbah jumat puasa tapi tidak salat.

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah bagian dari rukun Islam.

Sehingga setiap umat islam wajib melaksanakannya, karena jika umat islam sudaah berikrar mengucapkan dua kalimat syahadat secara otomatis gerbang islam terbuka di dalamnya terdapat salat, puasa, zakat, dan haji.

Kelima pilar ini adalah pondasi yang kuat bagi umat islam dimanapun berada.

Khotib akan mengangkat fenomena yang terjadi di masyarakat kita sendiri. Ada orang yang berpuasa tapi tidak salat, padahal keduanya sama-sama ibadah wajib yang harus dikerjakan.

Apabila melanggar atau menginggalkan maka akan ada konsekwensinya.

Jamaah Sholat Juma’at Rahimakumullah. Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan, bahwa bentuk at-tarku/meninggalkan itu ada 2 (dua ) :Pertama, meninggalkan secara keseluruhan, tidak pernah shalat sama sekali. Bentuk ‘meninggalkan’ jenis ini dihukumi pada kesia-siaan seluruh amalannya.

Baca Juga: Usai Heboh Video Marah-marah Hingga Gebrak Meja, Ustaz Yusuf Mansur: Titip Doa Buat Saya

Kedua, meninggalkan pada bagian atau waktu tertentu saja atau tidak salat pada hari-hari tertentu saja.

Bentuk meninggakan jenis ini dihukumi pada kesia-siaan amal hanya pada hari itu saja. Kesi-siaan amal adalah konsekwensi dari meniggalkan salat keseluruhan. Kesia-siaan tertentu merupakan hukuman dari meninggalkan salat pada waktu terntu saja. (Ash-Salah,65)

Syaikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang status puasanya orang yang meninggalkan shalat. Beliau menjawab,
تَارِكُ الصَّلَاةِ صَوْمُهُ لَيْسَ بِصَحِيْحٍ وَلَا مَقْبُوْلٍ مِنْهُ؛ لِأَنَّ تَارِكَ الصَّلَاةِ كَافِرٌ مُرْتَدٌّ

Orang yang meninggalkan shalat puasanya tidak sah dan tidak diterima. Sebab orang yang meninggalkan shalat statusnya adalah kafir murtad. (Fatawa ash-Shiyam, 87)

Pernyataan beliau ini didasarkan pada firman Allah ‘Azza wa Jalla,
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ

“Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (QS. At-Taubah: 11)

Kemudian didasarkan pula pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاةِ

Baca Juga: Inilah Harga Biskuit Kaleng di Alfamart 2022, Lengkap dengan Promonya

“Pemisah antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah ditinggalkannya shalat.” (HR. Muslim, 82)

Beliau juga bersabda,
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka ia telah kafir.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2621, dishahihkan oleh al-Albani)

Jamaah salat jumaat Rahimakumullah. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang rajin puasa ta[i tidak sala berada dalam dua kondisi.

Pertama, jika orang tersebut meninggalkan salat seluruhnya, maka otomatis ibadah lainnya tidak diterima, termasuk puasa. Sebab secara hukum ia telah kafir.

Kedua, jika ia hanya meninggalkan salat sebagian saja, terkadang salat terkadang tidak, maka ia masih berstatus sebagai muslim. Tapu muslim yang bermaksiat. Amak ibadah lainnya masih mungkin untuk diterima atas kehendak Allah SWT.

Maka dadari itu, alangkah baiknya setiap muslim selalu menjada dan melaksanakan seluruh amal ibadah yang hukumnya wajib tanpa tebang pilih.

Hal itu dilakukan agar seluruh ibadah yang dikerjakan diterima oleh Allah SWT. Bagi masyarakat muslim yang masih terbiasa meninggalkan salat, hendaknya segera bertaubat kepada Allah SWT.***