Kacang Edamame Desa Tanjungwangi Mendunia, Berhasil Ekspor Hingga Amerika dan Australia

  • Gilang Fathu
  • 28/04/2021
  • 08:00
Kacang edamame yang di tanam kelompok tani rahayu bersama Rw 5 Desa Tanjungwangi membuahkan hasil yang memuaskan. (foto: Gilang Fathu Ramadhan)

Cililinku, Tanjungwangi -Kacang edamame yang di tanam kelompok tani rahayu bersama Rw 5 Desa Tanjungwangi membuahkan hasil yang memuaskan.

Pasalnya, mereka mampu memasarkan kacang edamame hingga ke luar negeri, seperti Amerika, Australia, dan India.

Ketua kelompok tani rahayu bersama, Nurdin, mengungkapkan hal tersebut pada Selasa (27/4/2021).

(foto: Gilang Fathu Romadhan)

Ia mengaku edamame yang ditanam di Rw 5, kampung Cibunar, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung sebesar kurang lebih 3 hektar milik kelompoknya paling unggul se-Kabupaten Bandung Barat.

Sayangnya, semenjak pandemi melanda Indonesia penjualannya menurun cukup drastis. Nurdin mengatakan di masa pandemi ini buyer tidak membeli kacang edamame 100 persen, tetapi hanya sebagian.

“Alhamdulillah terbagus se-Bandung Barat, bahkan saya diikut sertakan dalam pelatihan di jogja,” tutur Nurdin.

Oleh karena itu, kata dia, mulai banyak buyer yang melirik kacang edamame milik kelompok taninya. Sehingga ini mampu meningkatkan ekonomi anggota kelompok tani rahayu bersama.

Dirinya menyebut akibat pandemi pemasaran kacang edamame menjadi terganggu. Karena pengiriman, lanjut dia, dimasa pandemi jadi dibatasi.

(foto: Gilang Fathu Romadhan)

Hal ini membuat Nurdin dan anggotanya harus memutar otak untuk meningkatkan kembali penjualannya. Dia mengatakan bahwa ada anggotanya yang mengolah kacang edamame menjadi susu.

“Petani rahayu bersama tidak putus asa, mencari pembeli pembeli yang lainnya, bahkan hingga dijual sendiri,” ujar dia.

Dirinya juga menceritakan awal mula kacang edamame ini di tanam di Desa Tanjungwangi. Kata dia awalnya kelompok tani rahayu bersama mendapat program dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB dan Balai Latihan Kerja (BLK).

Mereka diberi pelatihan, ujar Nurdin, selama kurang lebih 16 hari. Daru membuat garitan hingga pengobatannya.

“Dan Alhamdulillah diikut sertakan dengan fasilitatornya,” tutup nurdin. (pur)

Trending

Berita Terkini

logo

© Copyright 2024 cillinku.com