Harga Bahan Pokok Naik Jelang Nataru di Pasar Cililin, Pedagang: Tidak Langka, Biasa Ada Mafia
- Muhammad Akbar
- 10/12/2022
- 14:42
Cililinku,– Menjelang hari libur Natal dan Tahun Baru (nataru) harga bahan pokok di Pasar Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami kenaikan yang begitu tinggi mulai dari per cabaian, kentang, jengkol dan yang lainnya.
Hal itu diungkapkan langsung oleh pedagang, Rio Satrio mengatakan harga bahan pokok mulai naik terus dari tanggal 1 Desember sampai sekarang tidak mau turun. “Udah dari per tanggal 1 naik terus gak mau turun,” ungkapnya sambil agak tertawa kecil, Sabtu (10/12/2022).
Rio menyebutkan hampir semua harga bahan pokok naik, seperti cabai merah, cabai kering, cabai rawait, jengkol, kentang. “kaya cabai merah, cabai kering, cabai rawit, jengkol, hampir semua naik pokoknya,” sebutnya.
Baca Juga: Pilkades Serentak 2023 KBB, Sekdes Mukapayung Yakin Masyarakat Bakal Antusias
Ia menjelaskan cabai kering yang bisanya hanya 70-80 ribu perkilonya, kini naik 100 persen jadi 140-150 ribu perkilonya.
“Cabai kering tuh asalnya cuman 70 sampai 80 ribuan perkilonya, sekarang mah naik 100 persen jadi 140 sampai 150 ribuan lah perkilonya, 100 persen naiknya, parah” jelas pedagang asal Cililn itu sambil tertawa kecil lagi.
Ia menuturkan harga bahan pokok lainnya seperti jengkol yang harga awalnya 20 ribu sekarang menjadi 32 ribu perkilonya. “Jengkol tuh asalnya cuman 20 ribu sekarang jadi 32 ribu perkilonya,” tutur Rio.
Menurutnya bahan pokok mahal itu tidak langka, akan tetapi ada yang menahan barangnya. “Sebenarnya sih barangnya tidak langka, ada, tapi ya gitu ada yang nahan, biasa ada mafia,” jelasnya sambil tersenyum.
Ia mengutarakan bahwa bahan pokok dari kebun itu ada, dalam pikirannya ada ada bandar yang mempunyai uang menahan barang tersebut. “Dari kebun atau petani itu ada, kayanya bandar yang punya uang jadi ditahan barangnya,” ujarnya sambil tertawa lagi.
Rio menyimpulkan barang bukan sulit ada, melainkan sulit mencari barang yang murah. “bukan sulit karena langka, tapi sulit cari barang yang murah,” ucapnya.
Ia menjelaskan alasan dari bandar itu biasanya pupuk naik terus, apabila dijual murah petani bakal rugi. “Alasannya sih pupuknya naik terus, jadi kalau dijual murah petaninya rugi,” jelasnya.
Baca Juga: BEWARA… Warga Tak Bisa Lalui Jembatan Apung Jembalas, Ini Penyabnya
Dampak dari kenaikan harga bahan pokok membuat pedagang menjadi sulit memutarkan uang dikarenakan barang yang mahal.
“Yang saya lihat kenaikan harga bahan pokok ini dampaknya besar ke pedagang, susah buat muter uangnya lagi,” pungkasnya.
Kenaikan harga bahan pokok juga dirasakan oleh pedagang lain, Ipah Setiani menyebutkan dirinya menjual cabai rawit dari harga 10 ribu sekarang menjadi 40 ribu perkilonya.
“Sama sih dengan pedagang lain, saya sekarang harus jual cabai rawit yang asalnya 10 ribu jadi 40 ribu per kilonya,” katanya.