Berkah Ramadan, Bakwan Pontianak ‘Made In’ Citapen Raup Omset Rp1,2 Juta Sehari

  • Gilang Fathu
  • 12/05/2021
  • 23:30
(foto: Gilang Fathu Romadhan)

Cililinku, Citapen –Bakwan Pontianak merupakan makanan khas dari daerah Kalimantan, seperti diketahui bakwan pada umumnya terbuat dari adonan terigu yang dicampur dengan berbagai jenis sayuran seperti wortel dan kol.

Namun bakwan buatan khas masyarakat Pontianak ini memiliki ciri tersendiri. Dari segi penampilannya pun terlihat sedikit berbeda, untuk bakwan potianak ini terlihat bentuk lingkarannya lebih rapih dibandingkan dengan bakwan biasa.

Ayu Rahayu salah satu penjual bakwan Pontianak yang berjualan di depan perumahan pesona prima citapen, Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten bandung barat mengatakan ada beberapa perbedaan dari bakwan Pontianak dengan bakwan biasa. Untuk adonannya, kata dia, bakwan satu ini tidak menggunakan wortel atapun kol melainkan kucai yang dicampur dengan santan dan telur.

“karena disini susah cari kucai jadi saya ganti pake toge,” tuturnya dilokasi.

(foto: Gilang Fathu Romadhan)

Selain itu, bakwan Pontianak juga di beri toping untuk menambah citra rasanya dan jadi pembeda dengan bakwan atau sering disebut oleh masyaraka bala-bala. Udang segar, udang rebon, dan teri toping yang di sediakan oleh Ayu di lapaknya.  

Soal harga bisa dibilang tidak merogoh kocek terlalu dalam. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan cemilan.

Harga bakwan dengan toping udang dihargai dengan 5ribu mendapat 3 biji bakwan. Sedangkan dengan toping teri dihargai seribu rupiah perbijinya.

Untuk proses pemasakannya juga berbeda dengan bala-bala seperti yang dikenal. Bakwan satu ini perlu alat tersendiri untuk membuatnya.

Yaitu menggunakan 4 sendok sayur yang diikat oleh kawat. Alat itu digunakan untuk mengurangi tingkat minyak di bakwan tersebut.

(foto: Gilang Fathu Romadhan)

“soalnya di Kalimantan juga pake alat kaya gini kalo masaknya,” kata Ayu.

“gatau ya namanya apa, emang kaya gitu aja sih alatnya, centong sayur disatuin,” tambahnya.

Wanita paruh baya asli Kalimantan ini menuturkan memulai bisnisnya sejak awal bulan puasa. Dalam sehari ia mengaku bisa menghabiskan bahan baku sebanyak 12 kg dengan keuntungan sekitar 1.200.000 rupiah.(gil)|

Trending

Berita Terkini

logo

© Copyright 2024 cillinku.com