Amalan Doa Hari Rabu di Antara Dzuhur dan Ashar untuk Menambah Amalan Ibadah
- Gilang Fathu
- 22/12/2021
- 08:20
Cililinku, -Sebagai umat muslim, kita hendak berdoa setiap hari, termasuk membaca doa hari rabu.
Doa hari rabu yang bisa dipanjatkan di antara waktu dzuhur dan ashar ini dinilai mustajab.
Membaca doa hari rabu ini merupakan sunah yang bisa menambambah amalan.
Simak ulasan hadits serta doa hari rabu berkut ini.
Ada beberapa hadits yang menganjurkan agar kita memanjatkan doa pada hari Rabu, antara lain:
Sahabat Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu menceritakan dan ia berkata:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
Artinya: “Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berdoa di Masjid Al Fath tiga kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir: ‘Tidaklah ada suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa. Dan saya mendapati dikabulkannya doa saya.”
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
Artinya: “Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Dzuhur dan Ashar.” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no.704, Ahmad no. 14603, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no.3874)
Selain itu, dalam fikih hadits para ulama menjelaskan bahwa hadits ini adalah dalil yang menganjurkan berdoa antara waktu Dzuhur dan Ashar di hari Rabu.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ لِبَاسًا, وَ النَّوْمَ سُبَاتًا, وَ النَّهَارَ نُشُوْرًا, لَكَ الْحَمْدُ أَنْ بَعَثْتَنِي مِنْ مَرْقَدِي, وَ لَوْ شِئْتَ جَعَلْتَهُ سَرْمَدًا, حَمْدًا دَائِمًا لاَ يَنْقَطِعُ أَبَدًا, وَ لاَ يُحْصِي لَهُ الْخَلاَئِقُ عَدَدًا
Bismillâhir rahmânir rahîm. Alhamdu lillâhil ladzî ja‘alal laila libâsâ, wan nauma subâtâ, wan nahâra nusyûrâ, lakal hamdu an ba‘atstanî min marqadî, wa lau syita ja‘altahu sarmadâ, hamdan dâ
îmân lâ yanqathi‘u abadâ, walâ yuhshî lahul khalâ`iqu ‘adadâ.
Artinya: “Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Segala puji kepunyaan Allah yang telah menjadikan malam sebagai busana, tidur sebagai istirahat dan siang sebagai waktu bertebaran. Kepunyaan-Mu segala puji bahwa Engkau telah membangunkanku dari tempat tidurku. Dan kalaulah Engkau menghendaki niscaya akan abadi, dengan pujian yang langgeng yang tidak terputus untuk selama-lamanya, dan seluruh makhluk tidak akan bisa menghitungnya.”
Doa Pagi Hari Rabu untuk Mendapatkan Nikmat Sehat
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْخَلَقْتَ فَسَوَّيْتَ, وَ قَدَرْتَ وَ قَضَيْتَ, وَ أَمَتَّ وَ أَحْيَيْتَ, وَ أَمْرَضْتَ وَ شَفَيْتَ, وَ عَافَيْتَ وَ أَبْلَيْتَ, وَ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَيْتَ, وَ عَلَى الْمُلْكِ احْتَوَيْتَ
Allâhumma lakal hamdu an khalaqta fasawwait, wa qadarta wa qadhait, wa amatta wa ahyait, wa amradhta wa syafait, wa ‘âfaita wa ablait, wa ‘alal ‘arsyistawait, wa ‘alal mulkihtawait.
Artinya: “Ya Allah, kepunyaan-Mu segala puji bahwa Engkau telah menciptakan lalu menyempurnakan, Engkau putuskan dan Engkau tentukan. Engkau menghidupkan dan Engkau mematikan, Engkau menyakitkan dan Engkau mensehatkan. Engkau ‘afiatkan dan Engkau mendatangkan bala, di atas ‘arasy Engkau bersemayam dan di atas kekuasaan Engkau mengatur.”
Doa Pagi Hari Rabu untuk Mendapatkan Syafaat
أَدْعُوْكَ دُعَاءَ مَنْ ضَعُفَتْ وَسِيْلَتُهُ, وَ انْقَطَعَتْ حِيْلَتُهُ, وَ اقْتَرَبَ أَجَلُهُ, وَ تَدَانَى فِي الدُّنْيَا أَمَلُهُ, وَ اشْتَدَّتْ إِلَى رَحْمَتِكَ فَاقَتُهُ, وَ عَظُمَتْ لِتَفْرِيْطِهِ حَسْرَتُهُ, وَ كَثُرَتْ زَلَّتُهُ وَ عَثْرَتُهُ, وَ خَلُصَتْ لِوَجْهِكَ تَوْبَتُهُ, فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ, وَ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ, وَ ارْزُقْنِي شَفَاعَةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ, وَ لاَ تَحْرِمْنِي صُحْبَتَهُ, إِنَّكَ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Ad‘ûka du‘â`a man dha‘ufat wasîlatuh, wanqatha‘at hîlatuh, waqtaraba ajaluh, wa tadânâ fid dun-yâ amaluh, wasytaddat ilâ rahmatika fâqatuh, wa ‘azhumat litafrîthihi hasratuh, wa katsurat zallatuhu wa ‘atsratuh, wa khalushat liwajhika taubatuh, fashalli ‘alâ muhammadin khâtamin nabiyyîn, wa ‘alâ ahli baitihith thayyibînath thâhirîn, warzuqnî syafâ‘ata muhammadin shallallâhu ‘alaihi wa ãlih, walâ tahrimnî shuhbatah, innaka anta arhamur râhimîn.
Artinya: Aku memohon kepada-Mu dengan permohonan orang yang lemah perantaranya, yang terputus alasannya dan yang dekat ajalnya, yang rendah di dunia cita-citanya, yang kepada kasih-Mu sangat butuhnya, yang bagi pelewatan batasnya telah besar kerugiannya dan yang banyak ketersandungan dan ketergelincirannya dan yang murni karena wajah-Mu tobatnya. Maka curahkanlah shalawât bagi Muhammad penutup para nabi dan kepada keluarganya yang baik lagi suci, dan berilah aku karunia syafa‘at Muhammad saw, dan janganlah Engkau menjauhkanku dari persahabatan dengannya, sungguh Engkau yang maha pengasih dari semua yang mengasihi.”***