Klitih Jogja Adalah Apa? Awalnya Bermakna Positif Hingga Jadi Penyebab Pelajar Tewas
- Gilang Fathu
- 05/04/2022
- 22:08
Cililinku, -Klitih Jogja adalah aktivitas mencari angin di luar rumah atau keluyuran di jalanan menggunakan kendaraan atau jalan.
Dalam dunia kekerasan remaja, klitih jogja adalah pemaknaan klitih yang berkembang sebagai aksi kejahatan jalanan dengan senjata tajam.
Klitih jogja adalah aksi kekerasan di jalanan atau tindak kriminal anak di bawah umur di luar kelaziman.
Baca Juga: Tak Bisa Berangkat Umroh, Hengky Siap Kabulkan Keingingan Pemenang Ganti Hadiah dengan Bedah Rumah
Bahkan akibat klitih tersebut pelajar Dagga Adziin Albasith (18) tewas pada Minggu 3 April 2022 dini hari.
Korban merupakan salah satu pelajar di SMA Muhammadiyah 2 Yogtakarta yang pada saat itu sedang mengendarai sepeda motor.
Nahas, korban terkena sabetan gir dari pelaku klitih yang sedang menjalankan aksinya di Jogja.
Peristiwa yang menyebabkan satu orang tewas itu menjadi sorotan Gubernur D.I.Y Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Gubernur meminta pelaku penyerangan yang berakibat tewasnya pelajar SMA Mumammadiyah 2 Yogyakarta, harus diproses secara hukum.
Menurut Sri Sultan, kejadian penyerangan yang terjadi pada Minggu dinihari di kawasan Banguntapan, Bantul, tersebut sudah berlebihan.
Kendati pelalu bisa saja masih di bawah umur, Ngarsa Dalem tetap meminta persoalan tersebut diproses hukum karena merupakan tindak pidana.
Baca Juga: Suami Suami Masa Kini Epsiode 10, Sarah Mulai Kepincut Rayuan Tobi?
“Satu-satunya cara, pelaku (penyerangan) harus diproses hukum, karena hanya dengan itu kita bisa mengatasi persoalan. Meski di bawah umur, ini kan pidana, korban sampai meninggal, jadi harus diproses huku,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X, dikutip dari Instagram resmi humas Yogyakarta @humasjogja.
Sejarah singkat Klitih
Tagar #klitih dan #jogja kembali mencuat di Twitter pasca kejadian di yang menimpa salah satu pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tewas.
“Jadi kalo berdasarkan pengertiannya, klitih itu pada dasarnya positif, yaitu berarti sebagai mengisi waktu luang,” jelas Sosiolog Kriminalitas UGM, Soeprapto melansir dari kanal YouTube Universitas Gadjah Mada.
Dia menyebut jika banyak berbagai aktivitas positif yang bisa dilakukan ketika nglitih ini dilakukan.
Seperti ketika sedang menunggu anak pulang dari sekolah, disaat itu bisa dihabiskan waktunya dengan meminum kopi.
Namun banyak remaja yang memaknai bawah istilah klitih adalah aksi kekerasan jalanan yang dilakukan oleh remaja menggunakan benda-benda tajam.
“Klitih itu sebenarnya adalah kegiatan mengisi waktu luat secara positif, tetapi ketika diadopsi oleh remaja, mereka menggeser makna kata tersebut,” ucapnya.
Baca Juga: Potret Dea Panendra Main Bola Hanya Pakai Baju Dalam, Tetap Eksotis
Lebih jauh lagi, Soeprapto alasan kenapa makna dari klitih itu bergeser karena bermula ketika tawuran yang dilarang kerasm oleh pemerintah.
Dimana tiap pelajar yang melakukan tawuran maka akan di kembalikan ke orang tuanya masing-masing.
“Sehingga beberapa siswa yang berfikir rasional mulai sulit diajak tawuran. Lalu akhirnya yang tadinya motif balas dendam, karena tidak mudah mendapatkan musuh, mereka melakukan aktivitas keliling-keliling untuk mencari musuh yang kemudian mereka namai ‘klitih’,” lanjutnya.
Soeprapto menjelaskan jika fenomena klitih ini hanya terjadi di Yogyakarta saja. Dimana para remaja ingin menunjukan eksistensi diri.***